Kebocoran data pribadi di internet menjadi isu yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Pasalnya, masih banyak pengguna aktif internet yang tidak mengetahui seberapa bahayanya data yang bocor dan digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Bahkan, terkadang para pengguna ini pun atau bahkan Anda sendiri tidak mengetahui apakah data Anda sudah bocor atau belum. Lantas, bagaimana cara mengetahuinya? Apakah kebocoran tersebut bisa dilaporkan?
Artikel berikut ini akan membahas mengenai cara cek kebocoran data pribadi di internet beserta cara melaporkannya. Mari simak pembahasan di bawah ini dengan seksama agar bisa terhindar dari kebocoran yang lebih banyak!
Apa Saja Data Pribadi yang Dapat Bocor di Internet?
Sebelum mengetahui bagaimana cara mengecek kebocoran data pribadi di internet, Anda perlu mengetahui data-data apa saja yang bisa bocor. Berikut beberapa jenis data pribadi yang dapat bocor di internet:
1. Data Identitas Pribadi
Data identitas pribadi adalah informasi yang mengidentifikasi seseorang secara langsung. Kebocoran data ini dapat disalahgunakan untuk membuat identitas palsu, membuka rekening atas nama orang lain, hingga mendaftar pinjaman online.
Berikut beberapa contoh datanya:
- Nama lengkap
- Nomor KTP, SIM, atau paspor
- Tempat dan tanggal lahir
- Alamat rumah
- Jenis kelamin
- Foto pribadi
2. Data Keuangan
Kebocoran data keuangan dapat disalahgunakan untuk pencurian uang, penipuan investasi, hingga akses ilegal ke akun finansial. Berikut beberapa contoh datanya:
- Nomor rekening bank
- Nomor kartu kredit/debit
- Informasi dompet digital (e-wallet)
- Bukti transaksi
- Slip gaji
3. Data Kontak dan Akun Digital
Kebocoran data kontak dapat disalahgunakan untuk penipuan (fraud) digital dan pencurian akun. Sementara itu, kebocoran data akun digital berisiko peretasan akun email, media sosial, hingga layanan perbankan.
Berikut beberapa contoh datanya:
-
- Nomor telepon
- Alamat email
- Alamat kantor atau domisili
- Akun media sosial
- Username dan password
- PIN atau kode OTP
- Token autentikasi
4. Data Biometrik
Kebocoran data biometrik sangat berbahaya karena tidak bisa diubah seperti kata sandi. Data biometrik yang bocor bisa disalahgunakan untuk meniru identitas digital seseorang.
Berikut beberapa contoh datanya:
- Sidik jari
- Pengenalan wajah (face recognition)
- Suara
- Pemindaian retina
5. Data Aktivitas Online
Data aktivitas online adalah informasi yang merekam kebiasaan atau lokasi pengguna di dunia digital. Kebocoran data ini dapat berisiko untuk menganalisis perilaku pengguna tanpa izin dan pengawasan ilegal.
Berikut beberapa contoh datanya:
-
- Riwayat lokasi GPS
- Riwayat pencarian di internet
- Aktivitas media sosial
- Cookie dan data pelacakan situs
6. Data Medis
Kebocoran data medis berisiko disalahgunakan untuk pemerasan dan penipuan klaim asuransi. Berikut beberapa contoh datanya:
- Nomor peserta BPJS atau asuransi kesehatan
- Rekam medis
- Riwayat penyakit
- Hasil laboratorium
Cara Cek Kebocoran Data Pribadi
Berikut ada beberapa cara untuk mengecek kebocoran data pribadi yang bisa diakses melalui situs internet:
1. Kunjungi Situs “Periksa Data”
Cara pertama adalah dengan mengunjungi situs buatan lokal, yaitu Periksa Data. Situs ini bisa diakses dengan mudah oleh seluruh pengguna internet khususnya bagi masyarakat Indonesia.
Untuk mengeceknya, Anda bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini:
- Kunjungi situs “Periksa Data” di periksadata.com melalui perangkat Anda.
- Anda akan langsung diminta memasukkan alamat email pada kolom yang tersedia.
- Setelah itu, klik opsi “Periksa Sekarang”.
- Kemudian, gulir layar ke bawah untuk mengecek di situs atau aplikasi mana saja yang terindikasi terjadi kebocoran data.
Pada situs tersebut, Anda bisa melihat informasi mengenai kapan waktu terjadinya kebocoran dan jenis data apa saja yang bocor. Anda juga bisa melihat total keseluruhan data pengguna lainnya yang mengalami kejadian serupa.
Situs “Periksa Data” juga memberikan arahan kepada pengguna mengenai langkah apa saja yang harus dilakukan apabila mengalami kejadian tersebut.
2. Cek Data di Website “Have I Been Pwned?”
Langkah berikutnya juga bisa diakses menggunakan internet di situs “Have I been Pwned?” Sesuai dengan namanya, kata “pawned” merupakan slang atau kata lain dari bidak dalam catur. Dengan kata lain, data pribadi diibaratkan dengan bidak/pion papan catur yang digerakkan atau digunakan oleh orang lain.
Tentu Anda tidak ingin data pribadi digunakan oleh pihak tidak dikenal, bukan? Untuk itu, mari ikuti langkah berikut guna mengecek apakah ada terjadi kebocoran atau tidak:
- Buka dan kunjungi situs haveibeenpwned.com melalui laman pencarian.
- Masukkan email aktif Anda dan klik kolom “pwned?”.
- Tunggu proses hingga selesai dan menampilkan informasi mengenai kebocoran data pribadi Anda.
3. Akses Situs “Avast”
Terakhir, Anda bisa mengakses situs “Avast”. Situs yang satu ini lebih fokus untuk mengecek apakah password email Anda mengalami kebocoran atau tidak. Berikut adalah langkah untuk memeriksanya:
- Akses situs “Avast” di avast.com/hackcheck/.
- Masukkan alamat email di kolom yang tersedia.
- Klik menu “Check Now” dan informasi mengenai kebocoran password email akan muncul.
Cara Melaporkan Pencurian Data Pribadi
Apabila setelah mengecek melalui beberapa cara di atas dan ditemukan ada kebocoran data, Anda harus segera melaporkannya dengan langkah di bawah ini:
1. Hubungi Call Center Aplikasi atau Situs Terkait
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi kontak resmi atau call center aplikasi atau situs terkait. Misalnya, ada indikasi kebocoran data di aplikasi B. Nah, Anda perlu segera menghubungi pusat informasi aplikasi B untuk mengonfirmasi dan mengatasinya.
Dengan menghubungi pihak tersebut, pihak pengembang atau perusahaan akan bisa segera mengambil langkah tepat guna mengatasinya. Informasi ini pun akan sangat berguna bagi perusahaan karena mereka akan mengetahui bahwa ada celah pada sistem keamanan. Dengan begitu, perusahaan bisa memperkuat server agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi.
2. Laporkan ke Instansi Pemerintah
Selain kepada pihak pengembang aplikasi atau perusahaan, Anda pun harus melaporkan kejadian kebocoran data ini ke instansi pemerintah. Instansi ini bisa OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau BI (Bank Indonesia) apabila terjadi kebocoran di aplikasi perbankan.
Selain itu, Anda juga dapat menghubungi pihak kepolisian dengan membuat surat laporan. Nantinya, pihak kepolisian akan bekerja sama dengan badan keamanan siber untuk memeriksanya dan menanganinya.
Cara Melindungi Data Pribadi
Walaupun kebocoran data pribadi tidak bisa dihindari, ada cara yang bisa dilakukan untuk melindunginya. Berikut beberapa langkah preventif yang bisa diterapkan guna melindungi keamanan data:
1. Aktifkan Sistem Keamanan Dua Langkah (2FA)
Sekarang ini, banyak aplikasi atau situs yang mengharuskan penggunanya mengaktifkan sistem keamanan dua langkah atau two-factor authentication. Sistem ini mengharuskan pengguna memasukkan beberapa informasi untuk memverifikasi bahwa pengguna bersangkutan yang mengakses akun.
2FA ini memerlukan informasi biometrik seperti sidik jari atau pindai wajah (face recognition). Selain itu, informasi lainnya adalah PIN atau password yang sudah didaftarkan untuk memverifikasi akun.
2. Hindari Penyimpanan Username dan Password Otomatis
Anda mungkin adalah salah satu pengguna yang mengaktifkan fitur penyimpanan username dan password otomatis. Biasanya fitur ini akan muncul ketika Anda baru mengakses sebuah situs atau aplikasi melalui perangkat.
Walaupun memang mempermudah akses, ternyata fitur ini bisa berpotensi mengalami kebocoran. Hal ini dapat terjadi karena situs internet bisa diakses secara luas oleh siapa pun sehingga mempermudah pelaku kejahatan siber untuk mengambil data pribadi Anda.
3. Rutin Memperbarui Password Akun
Bagi para pengguna aktif internet atau sosial media, sebaiknya Anda rutin memperbarui atau mengganti password akun Anda. Idealnya, ganti password setiap 3 bulan sekali guna meminimalisasi kebocoran informasi.
4. Pastikan Selalu Unduh Aplikasi Resmi
Belakangan ini sedang marak terjadi kasus kebocoran informasi karena mengunduh aplikasi tidak resmi selain dari Google Play Store atau App Store. Kejadian tersebut dapat terjadi karena aplikasi tidak dilengkapi sistem keamanan terpadu dan tidak melalui proses screening dari pihak berwajib.
Menggunakan aplikasi seperti ini sangat berisiko tinggi untuk terjadi kebocoran. Maka dari itu, pastikan untuk selalu mengunduh aplikasi atau mengakses situs resmi.
5. Waspada dalam Membagikan Data Pribadi di Internet
Terakhir, jangan pernah sembarangan dalam membagikan data pribadi di internet. Secara tidak sadar, terkadang Anda dengan mudah menyebarkannya melalui pendaftaran akun, pengisian form, atau lainnya.
Perlu diketahui bahwa informasi seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, hingga tanda tangan sifatnya adalah rahasia dan pribadi. Terlebih bagi Anda yang sering melakukan transaksi online sebagai pebisnis atau pekerjaan lainnya.
Demikianlah beberapa cara cek kebocoran data pribadi di internet. Apabila Anda mengalami kejadian tersebut, segeralah melapor kepada pihak berwajib melalui cara-cara yang sudah disebutkan di atas. Namun, agar lebih waspada, ada baiknya bagi Anda untuk melindungi data sebelum digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, disarankan untuk selalu gunakan dan akses aplikasi resmi yang diawasi Kominfo seperti Privy. Privy merupakan aplikasi tanda tangan elektronik yang sudah diakui secara resmi oleh Kominfo. Jadi, seluruh aktivitas penandatangan, pengiriman, hingga penerimaan dokumen akan aman dan diawasi oleh hukum yang berlaku.
Ingin meningkatkan tahu lebih lanjut? Hubungi Privy sekarang dan rasakan kemudahan digitalisasi administrasi yang terpercaya!
