Transformasi digital sudah mengubah cara tim HR bekerja menjadi lebih efektif dan efisien, salah satunya melalui teknologi liveness detection. Teknologi ini memiliki peran penting dalam sistem HR, terutama dalam mencegah identitas palsu.
Liveness detection atau face liveness merupakan teknologi verifikasi biometrik guna memastikan jika identitas seseorang tadi benar-benar hidup. Teknologi ini memastikan bahwa identitas tersebut bukan merupakan hasil dari manipulasi foto maupun video.
Dalam artikel ini, Anda akan lebih memahami tentang bagaimana teknologi verifikasi ini membantu sistem HR. Penerapan yang tepat dapat membantu sistem HR bekerja dengan lebih efisien, aman, dan terbebas dari penyalahgunaan data.
Perkembangan dan Tantangan HR Digital
Beberapa tahun terakhir, perusahaan pada berbagai sektor mulai beralih pada sistem HR digital guna mempercepat proses kerja. Pemakaian aplikasi dengan basis cloud, e-signature, serta sistem absensi digital telah menjadi sebuah standar.
Namun, di balik efisiensi tersebut muncul juga berbagai tantangan baru, seperti:
- Penyalahgunaan atau pencurian identitas digital yang mana seseorang memakai data orang lain untuk absen atau melamar kerja.
- Pemalsuan dokumen digital, seperti slip gaji, KTP, atau ijazah.
- Absensi palsu terutama di sistem HR yang memang belum dilengkapi teknologi deteksi wajah dengan basis real-time.
Bahkan saat ini tidak jarang banyak yang melakukan penyalahgunaan data digital selama proses HR, terutama pada perusahaan atau organisasi yang belum memiliki kontrol verifikasi memadai. Tentunya ini menjadi penanda pentingnya sistem keamanan yang bukan hanya otomatis, namun juga bisa memverifikasi keaslian dari identitas manusia secara langsung.
Penyebab Munculnya Identitas Palsu di Sistem HR Digital
Munculnya identitas palsu pada sistem HR digital bisa terjadi karena lemahnya sistem verifikasi. Beberapa penyebab umumnya antara lain:
1. Verifikasi Berbasis Dokumen Statis
Banyak sistem HR hanya meminta unggahan dokumen statis, seperti KTP dalam format gambar atau PDF yang rentan terhadap pemalsuan data. Gambar statis dapat dimanipulasi memakai aplikasi editing atau AI deepfake. Karena sistem tidak dapat memastikan apakah dokumen itu milik orang yang benar, identitas palsu pun mudah lolos verifikasi.
2. Kurangnya Autentikasi Biometrik Real-time
Sistem yang tidak menggunakan liveness detection tidak bisa membedakan wajah yang ditunjukkan. HR bisa kesulitan untuk membedakan apakah wajah tersebut adalah orang asli atau hanya sebuah foto di layar.
Hal ini memungkinkan seseorang menggunakan foto orang lain atau deepfake untuk mengelabui sistem saat proses rekrutmen atau login akun karyawan.
3. Penyalahgunaan Data oleh Pihak Ketiga
Jika data pribadi karyawan atau pelamar disimpan atau dikelola tanpa keamanan memadai, data tersebut berpotensi disalahgunakan. Misalnya, pelamar dapat menggunakan data pribadi milik orang lain dan membuat akun palsu. Akibatnya, terjadi duplikasi data pelamar, penyamaran identitas, hingga manipulasi data kepegawaian.
4. Kurangnya Integrasi Antar Sistem HR
Beberapa perusahaan memakai banyak platform HR terpisah yang mengakibatkan data identitas karyawan akan sulit dilacak dengan konsisten. Jika sistem HR tidak saling terhubung, maka data karyawan bisa tidak sinkron. Kondisi ini menjadi celah untuk pembuatan identitas ganda dan meningkatkan risiko penyalahgunaan data.
Tanpa adanya perlindungan ekstra, risiko kebocoran data dan penyalahgunaan identitas dapat meningkat. Pada akhirnya, hal tersebut akan menimbulkan kerugian finansial serta reputasi perusahaan.
Teknologi Liveness Detection untuk Verifikasi & Keamanan Sistem HR
Alat verifikasi ini merupakan alat dengan teknologi biometrik dan verifikasi apakah orang tadi benar-benar hadir secara fisik ketika proses autentikasi berlangsung. Teknologi tadi bisa membedakan antara wajah asli manusia dan gambar palsu, topeng, atau video.
Melalui perangkat kamera, maka sistem dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan semacam:
- Pergerakan kepala dan mata.
- Pola kehidupan alami.
- Respon cahaya pada kulit wajah.
- Kedalaman wajah (3D face mapping).
Teknologi tersebut umumnya terintegrasi pada sistem eKYC (electronic Know Your Customer) dan e-signature guna memastikan verifikasi digital aman dan sah secara hukum.
Bagaimana Liveness Detection Bekerja di Sistem HR?
Pada konteks HR digital, penerapan liveness detection dapat bermanfaat pada berbagai tahapan proses kerja, antara lain:
1. Proses Rekrutmen
Pada tahap rekrutmen, liveness detection digunakan saat pelamar melakukan verifikasi identitas, biasanya melalui selfie atau video singkat.
Ketika kandidat melamar secara online, sistem bisa meminta verifikasi wajah secara real-time. Tujuannya untuk memastikan identitas pelamar sesuai dokumen identitas yang diunggah dan benar-benar manusia asli.
2. Proses Onboarding Karyawan
Saat karyawan baru masuk, teknologi ini memastikan bahwa orang yang hadir untuk onboarding adalah individu yang sama dengan data yang sudah diverifikasi sebelumnya.
Sistem HR akan membandingkan hasil liveness (melalui selfie atau video real-time) dengan data biometrik. Hal ini untuk mencegah penggunaan identitas palsu, pemakaian identitas ganda, dan penggantian orang pada penerimaan karyawan.
3. Absensi Digital
Teknologi liveness detection memastikan jika karyawan yang melakukan “check-in” benar-benar hadir, bukan orang lain atau foto statis. Setiap melakukan absensi, sistem akan mendeteksi gerakan dan respons wajah secara real-time. Tujuannya untuk mencegah penitipan absen dan bentuk manipulasi kehadiran lainnya.
4. Pengelolaan Data dan Akses Sistem Internal
Liveness detection dapat digunakan ketika karyawan mengakses data dan sistem yang bersifat sensitif, misalnya kontrak atau dokumen rahasia. Sistem akan melakukan verifikasi keaslian dan identitas karyawan yang akan mengakses data tersebut.
Hal ini untuk memastikan bahwa hanya karyawan resmi dengan identitas aktif yang bisa mengakses data atau sistem tersebut. Dengan begitu, perusahaan dapat mencegah fraud, menjaga keamanan data personal, serta meningkatkan kepercayaan berbagai pihak.
Keunggulan Liveness Detection dalam Sistem HR
Menggunakan teknologi liveness detection pada sistem HR bukan hanya meningkatkan keamanan, namun juga memberikan manfaat yang nyata untuk efisiensi serta kepatuhan regulasi:
1. Mengurangi Risiko Penipuan Identitas
Liveness detection mendeteksi upaya manipulasi wajah berakurasi tinggi. Teknologi tersebut memastikan bahwa orang yang melakukan verifikasi wajah adalah individu nyata, bukan hasil dari foto, video, atau manipulasi digital.
Dengan begitu, HR dapat meminimalkan risiko kecurangan seperti penggunaan identitas palsu saat rekrutmen, onboarding, atau absensi berbasis wajah.
2. Mendukung Kepatuhan Regulasi Data Pribadi (UU PDP)
Teknologi liveness detection membantu perusahaan mematuhi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Caranya dengan menerapkan verifikasi biometrik yang memenuhi standar keamanan identitas digital yang sudah diatur pemerintah.
Liveness detection berfungsi sebagai lapisan keamanan tambahan untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan kepatuhan hukum perusahaan.
3. Proses HR Lebih Cepat dan Praktis
Melalui teknologi ini, proses onboarding serta absensi tidak membutuhkan verifikasi manual. Tim HR dapat memanfaatkan penerapan otomatisasi verifikasi wajah yang akurat dan instan. Proses-proses seperti login ke sistem HR, absensi, hingga onboarding pun menjadi lebih efisien dan bebas dari potensi kesalahan manusia.
4. Meningkatkan Kepercayaan Pengguna dan Pelamar
Penerapan liveness detection menunjukkan bahwa perusahaan mengutamakan keamanan dan transparansi. Hal ini meningkatkan rasa aman bagi pelamar dan karyawan karena data pribadi mereka terlindungi dengan baik. Citra profesional perusahaan pun semakin kuat dengan penggunaan sistem HR yang aman.
Kelola Identitas Digital Lebih Mudah dan Aman Bersama Privy
Salah satu perusahaan yang sudah mengembangkan sistem liveness detection di Indonesia dengan basis AI adalah Privy. Sistem ini bisa mengenali pola wajah secara real-time berakurasi tinggi dan mematuhi regulasi privasi nasional.
Privy merupakan salah satu penyedia layanan verifikasi yang lengkap dan terpercaya. Berikut ini beberapa keunggulan Privy di dalam membantu perusahaan untuk menjaga keamanan data serta keaslian identitas karyawan:
1. Verifikasi Wajah Akurat
Privy memakai teknologi liveness detection canggih dan bisa mendeteksi apakah seseorang tadi benar-benar hadir langsung dan bukan merupakan hasil foto atau rekaman. Teknologi tadi akan membaca gerakan alami wajah guna memastikan identitas yang diverifikasi itu hidup di depan kamera.
2. Proses eKYC (Electronic Know Your Customer) Cepat dan Aman
Lewat fitur eKYC, Privy membantu Anda memproses verifikasi identitas karyawan, vendor, atau pelamar. Sistem akan mencocokkan data biometrik serta identitas resmi secara real-time. Ini semua dilakukan di sistem yang terenkripsi jadi data pribadi akan aman.
3. Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi
Privy merupakan penyedia tanda tangan elektronik yang sudah bersertifikasi Kominfo. Jadi, setiap dokumen yang ditandatangani melalui platform ini mempunyai kekuatan hukum sah. Dokumen tersebut juga bisa digunakan sebagai kontrak kerja dan penggunaan professional lainnya.
4. Integrasi Mudah dengan Sistem HR Digital
Privy bisa diintegrasikan langsung pada berbagai platform HR. Hal ini akan sangat membantu tim HR untuk bekerja dengan lebih efisien tanpa perlu berpindah sistem.
5. Kepatuhan terhadap Regulasi Perlindungan Data
Privy selalu mematuhi peraturan privasi dan keamanan data, antara lain UU ITE dan aturan OJK. Jadi, Anda tidak perlu khawatir terkait penyimpanan ataupun pengelolaan data karyawan.
Jadi Privy bukan hanya membantu dalam verifikasi identitas menggunakan teknologi liveness detection, namun juga membangun ekosistem digital trust yang kuat pada lingkungan kerja modern.
Ingin mengetahui lebih lanjut? Hubungi Privy sekarang dan rasakan kemudahan digitalisasi administrasi yang terpercaya!
Frequently Asked Questions
Apa fungsi utama liveness detection?
Liveness detection berguna memastikan identitas pengguna yang diverifikasi merupakan manusia nyata.
Apakah liveness detection dapat digunakan di semua sistem HR?
Ya. Teknologi tersebut bisa diintegrasikan pada banyak sistem HR web ataupun aplikasi mobile.
Apakah data biometrik aman?
Data biometrik di Privy aman karena sudah sesuai keamanan ISO 27001 dan regulasi kominfo.
Apakah liveness detection bisa mendeteksi deepfake?
Ya. Sistem ini bisa membedakan pola visual deepfake dan wajah asli.
