Waspada Penipuan dengan Dokumen Digital Palsu

penipuan online

Penggunaan dokumen palsu terutama dalam bentuk digital, menjadi salah satu modus penipuan yang semakin sering dilakukan akhir-akhir ini. Modus penipuan online seperti ini bisa ditemukan pada berbagai sektor termasuk asuransi, properti, dan perbankan dengan target yang tidak hanya perorangan, tapi juga perusahaan besar dan pelaku usaha kecil. Cari tahu lebih lanjut seputar modus penipuan ini melalui pembahasan berikut!

Modus Penipuan dengan Dokumen Digital Palsu

Penipuan dengan modus modern sudah semakin kompleks. Misalnya saja, dokumen yang dimanipulasi sehingga nampak seperti dokumen aslinya. Menggunakan dokumen palsu seperti ini bisa untuk berbagai keperluan. 

Salah satu yang paling umum adalah surat pernyataan perjanjian. Pelaku melakukan penipuan dokumen seperti ini untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Anda mungkin berpikir bahwa cukup mudah untuk tahu kalau dokumen digital itu palsu. 

Tapi, sekarang teknologi sudah semakin canggih begitu juga dengan cara memalsukan dokumen. Hasil dokumen yang dibuat-buat ini bisa saja menyerupai dokumen asli. 

Bahkan meskipun dokumennya asli, tanda tangan yang dibubuhkan bisa saja palsu atau bukan berasal dari pihak yang seharusnya. Berikut contoh lengkapnya bentuk penipuan dokumen digital palsu:

1. Bukti Transfer/ Invoice Palsu

Anda mungkin pernah menemukan kasus bukti transfer atau invoice yang palsu. Jika dilihat sekilas, mungkin bukti transfer atau invoice tersebut nampak seperti asli. Teknologi canggih bisa membuat pelaku mudah mengubah tanggal transaksi, nama pemilik rekening, dan info lain sebagainya. 

Jika penerima invoice tidak mengecek saldo saat itu, pelaku bisa saja sukses melakukan aksinya. Maka dari itu, penting untuk mengecek secara detail bukti transaksi dan update status saldo.

2. Surat Perjanjian Palsu

Modus penipuan online ini juga sangat merugikan bagi korbannya. Berbeda dari surat perjanjian biasa, surat ini memiliki tanda tangan palsu yang tidak sah. Meski begitu, tanda tangan ini bisa saja mirip dengan aslinya. 

Misalnya, dengan melakukan scan atau diedit sedemikian rupa agar seperti tanda tangan yang sah. Peraturan tanda tangan elektronik sekarang sudah semakin ketat. Dibutuhkan TTE yang tersertifikasi untuk membuktikan kalau yang menandatangani adalah yang berhak. 

3. Ijazah/ Sertifikat Palsu 

Dalam melamar pekerjaan, biasanya dibutuhkan ijazah. Sayangnya banyak oknum yang membuat ijazah digital palsu dengan tampilan yang sangat mirip dengan aslinya. Misalnya, adanya cap resmi, tanda tangan, dan detail lain sebagainya. 

Jika HRD tidak teliti, bisa saja terpedaya dan menganggap pelamar memenuhi kualifikasi padahal belum menempuh jenjang tersebut. Begitu juga dengan sertifikat yang biasa dilampirkan saat melamar pekerjaan, bisa dipalsukan juga. Sertifikat palsu juga biasa digunakan agar proyek bisnis tertentu bisa diterima. 

4. Kontrak Palsu 

Bentuk lainnya adalah kontrak palsu yang dikemas begitu rapi dan profesional. Dalam kontrak ini, memiliki informasi mendasar seperti tanda tangan pihak perusahaan, logo perusahaan, dan sebagainya. Tujuannya bisa untuk membuat pihak ketiga melakukan pembayaran atau memenuhi persyaratan tertentu. 

Masih banyak contoh bentuk dokumen lainnya yang sering dipalsukan. Fraud atau penipuan online melalui surat perjanjian atau dokumen sejenisnya bisa merubah elemen dokumen tertentu termasuk tanda tangan. Tanda tangan menjadi salah satu syarat utama agar kontrak perjanjian sah. 

Pelaku bisa saja hanya copy-paste saja tanda tangan yang sudah ada secara digital untuk membuat dokumen terlihat resmi. Pada sisi lain, informasi pada dokumen juga bisa dimanipulasi seperti menambah syarat yang sebelumnya tidak ada. Pelaku juga bisa menambahkan harga atau biaya untuk mendapatkan keuntungan dari selisihnya. 

Sektor yang Rawan Risiko Penipuan Dokumen 

Pemalsuan dokumen bisa terjadi pada berbagai sektor. Pemalsuan ini bisa terjadi pada bagian tanda tangan, manipulasi informasi, dan sebagainya. Berikut beberapa sektor yang rawan akan risiko penipuan dengan dokumen palsu:

1. Perbankan 

Dalam sektor perbankan, dokumen yang dipalsukan bisa untuk mendapatkan sejumlah uang pinjaman dari bank. Dalam pengajuan pinjaman, pelaku bisa menggunakan dokumen identitas yang palsu sebagai agunan/jaminan. Misalnya, SHM, NPWP, atau KTP yang menjadi agunan pinjaman bank. 

Jika dokumen-dokumen palsu tersebut lolos, maka pelaku bisa mendapatkan uang pinjaman bank. Saat uang yang dipinjam dari bank tersebut memiliki nominal besar, tentu menjadi kerugian besar bagi pihak bank. 

2. Asuransi

Sektor asuransi juga tidak lepas dari modus penipuan online termasuk dengan dokumen palsu. Misalnya saja pelaku memalsukan data tertentu seperti dokumen riwayat kesehatan. Dalam dokumen tersebut, pelaku bisa menghilangkan riwayat penyakit tertentu. untuk lolos seleksi asuransi atau maksud lainnya. 

Contoh dokumen lainnya adalah dokumen yang digunakan untuk mengklaim asuransi, bisa saja itu dokumen hasil manipulasi. Pelaku bisa mencairkan dana dengan data nasabah tertentu yang menjadi korban. 

3. Properti

Dalam bidang properti, contoh dokumen yang bisa dipalsukan adalah AJB atau sertifikat tanah. Pelaku bisa mendapatkan kepemilikan tanah dengan memalsukan dokumen pertanahan, seperti sertifikat kepemilikan atau akta jual beli tanah. Modus lainnya dalam penjualan tanah tetapi bukan sebagai pemilik tanah.

Pelaku mungkin menggunakan tanda tangan palsu yang mengatasnamakan pejabat BPN lalu menggunakan cap resmi untuk menjual tanah. Pihak yang hendak membeli tanah tersebut bisa tertipu dengan dokumen lengkap dengan tanda tangan yang dikiranya sah. Sementara pemilik tanah yang asli bisa bingung karena ada yang membeli tanah mereka padahal tidak ada uang sepeserpun yang diberikan. 

4. Administrasi Publik

Dokumen identitas seperti KK, SIM, atau KTP bisa dipalsukan dan digunakan untuk keuntungan pihak tertentu. Petugas administratif bisa mempercepat pembuatan dokumen tersebut atas permintaan pemohon. Percepatan tersebut bisa saja ilegal atau tidak mematuhi regulasi yang berlaku sehingga termasuk tindak penipuan dengan dokumen palsu.

Masih banyak lagi sektor lainnya yang menjadi imbas dari penipuan melalui pemalsuan dokumen ini. Penting bagi Anda untuk waspada terhadap potensi pemalsuan tersebut untuk mencegah kerugian dan tindakan fraud

Cegah Pemalsuan Dokumen dengan TTE Tersertifikasi

TTE tersertifikasi adalah salah satu solusi untuk menghindari penipuan online melalui dokumen yang dipalsukan. Tanda tangan ini berbeda dari yang biasanya karena bisa memastikan keaslian penandatangan dan diakui secara hukum yang berlaku. TTE tersertifikasi bukan dibuat oleh kita sendiri tetapi melalui bantuan PSrE atau penyelenggara sertifikasi elektronik yang sah.

Salah satu PSrE yang bisa anda andalkan adalah Privy. Privy menghadirkan layanan TTE tersertifikasi untuk memastikan keabsahan dokumen. Sistem sertifikasi resmi dari Privy bisa memastikan tanda tangan tersebut asli. Jadi, dokumen apa pun tidak akan bisa dipalsukan jika sudah dilengkapi dengan TTE tersertifikasi ini.

Penting bagi lembaga-lembaga mengedepankan pencegahan pemalsuan dokumen. Mengapa? Perkembangan modus penipuan sudah semakin cepat dan begitu beragam jenisnya. 

Jika surat perjanjian atau dokumen krusial lainnya dipalsukan, bisa membuat perusahaan rugi besar. Apa lagi penipuan online seperti ini tidak hanya menyasar satu atau dua sektor saja, tapi begitu banyak sektor terlibat. Pemalsuan dokumen bisa terjadi dalam administrasi publik, jual beli properti, layanan asuransi, perbankan, dan lain sebagainya. 

Privy sudah berpengalaman mendukung berbagai industri dengan solusi digital yang memenuhi standar regulasi di Indonesia. Dengan menggunakan layanan TTE terpercaya, bank dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan keamanan dan kenyamanan nasabah.

Privy telah dipercaya oleh lebih dari 65 juta pengguna terverifikasi dan 155.000+ perusahaan yang menjadi pelanggan. Hanya butuh 1 menit saja, Anda sudah bisa menandatangani dokumen elektronik. Privy memastikan dokumen Anda aman, sah, dan mudah dikelola. 

Ingin mengetahui lebih lanjut? Hubungi Privy sekarang dan rasakan kemudahan digitalisasi administrasi yang terpercaya!

Frequently Asked Questions

  1. Apa yang dimaksud dengan penipuan menggunakan dokumen digital palsu?

Penipuan dengan dokumen digital palsu adalah tindakan memalsukan dokumen seperti surat perjanjian, bukti transfer, atau sertifikat dalam format digital untuk menipu orang lain demi keuntungan pribadi.

  1. Apa saja contoh dokumen digital yang sering dipalsukan?

Beberapa contoh umum meliputi bukti transfer palsu, surat perjanjian palsu, ijazah atau sertifikat palsu, serta kontrak kerja atau bisnis yang dimanipulasi secara digital.

  1. Sektor apa saja yang paling rawan terhadap pemalsuan dokumen digital?

Sektor yang paling rentan antara lain perbankan, asuransi, properti, dan administrasi publik. Pada sektor-sektor ini, dokumen digital sering digunakan untuk transaksi atau verifikasi data.

  1. Bagaimana cara mencegah penipuan dengan dokumen digital palsu?

Gunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi (TTE) dari penyelenggara resmi seperti Privy. Selain itu, selalu verifikasi keaslian dokumen melalui instansi terkait sebelum menandatangani atau memprosesnya.

  1. Apa akibat hukum bagi pelaku pemalsuan dokumen digital?

Pemalsuan dokumen termasuk tindak pidana dan dapat dijerat dengan pasal pemalsuan surat sesuai KUHP. Pelaku bisa dikenai hukuman penjara dan denda sesuai tingkat pelanggarannya.

Tinggalkan Balasan