Ada banyak aktivitas online yang menghadirkan digital footprint, termasuk tanda tangan elektronik (TTE). Pembahasan kali ini akan menjelaskan TTE sebagai bagian dari jejak digital. Anda juga akan mempelajari tata cara pengelolaan TTE yang tepat untuk keamanan lebih baik.
Pentingnya Digital Footprint
Berbagai aktivitas online yang Anda lakukan bisa memberikan jejak digital atau di dunia maya. Data yang masih tersimpan ini bisa antara data biasa atau yang sensitif. Jejak inilah yang disebut dengan digital footprint.
Penting untuk bijak dalam beraktivitas online karena bisa antara melindungi dan membahayakan diri sendiri. Pencurian identitas bisa terjadi karena data Anda yang terekspos di dunia maya. Aktivitas yang memberikan jejak digital itu sendiri bisa secara sengaja maupun tidak.
Secara tidak sengaja, Anda mungkin membuka situs tertentu dan bisa saja situs tersebut terbuka otomatis seperti situs iklan. Data Anda bisa disimpan dalam cookies dan pengelola situs bisa menggunakan data tersebut. Sementara jika secara sengaja, bisa dari apa yang Anda upload, riwayat pencarian Google, atau komentar di postingan orang lain.
Jejak digital bisa berpengaruh ke keamanan dan reputasi Anda, bahkan bisa saja kehidupan Anda kedepannya dipengaruhi jejak digital tersebut. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam menggunakan media sosial. Begitu juga dalam mengelola dokumen online, mengirim email, dan aktivitas online lainnya.
Tanda Tangan Elektronik Sebagai Bagian dari Digital Footprint
Sudah semakin marak penggunaan tanda tangan elektronik karena lebih efisien dan aman. Tanda tangan yang dibubuhkan secara digital ini tetap harus memiliki antisipasi keamanan. Mengapa? Tanda tangan elektronik pada sisi lain menjadi digital footprint yang bisa saja disalahgunakan.
Tanda tangan ini bisa diedit menggunakan aplikasi atau di-copy-paste agar bisa digunakan kembali dengan mudah. Penggunaan tanda tangan tersebut bisa saja tanpa sepengetahuan pemilik tanda tangan. Maka dari itu, sistem TTE sekarang sudah semakin canggih dengan adanya autentikasi dan verifikasi identitas di dalamnya.
Adanya perkembangan teknologi seperti ini membuat TTE tersertifikasi mustahil untuk dipalsukan. Private key pada TTE tersertifikasi membuat hanya pemilik terkait saja yang bisa menandatangani. Informasi seputar tanda tangan tersebut juga lengkap tertera sehingga bisa dilacak.
Data yang tercatat pada sistem ini bukan hanya tanda tangannya saja tapi juga identitas pemilik, perangkat, catatan autentikasi, dan waktu. Jika ada yang berubah pada dokumen, apa pun itu, bisa mudah terdeteksi. Ada pula sistem audit trail yang bisa lebih memastikan keamanan dan transparansi dokumen sehingga bisa dipercaya oleh pihak-pihak terkait.
Cara Mengelola Digital Footprint dari Penggunaan TTE
Saat Anda menggunakan TTE, Anda harus bijak dalam memastikan tanda tangan tersebut tidak diakses oleh mereka yang tidak berhak. Memakai TTE terutama pada dokumen yang diunggah ke publik cenderung lebih berbahaya. Tanda tangan tersebut bisa diambil begitu saja dengan screenshot lalu diedit sedemikian rupa.
Berikut beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan agar bisa lebih bijak dalam mengelola tanda tangan elektronik:
1. Tentukan Password yang Kuat
Perangkat yang Anda gunakan untuk membuat dan mengelola TTE harus terlindungi dengan password yang cukup kuat. Hindari kata sandi umum yang mudah ditebak. Manfaatkan huruf kapital, simbol, dan angka-angka saat membuat password.
2. Jaga Kunci Akses Baik-Baik
Penggunaan TTE biasanya mengandalkan kunci akses atau yang biasa disebut kunci privat. Kunci ini hanya boleh diakses oleh pihak yang perlu menandatangani dokumen bukan pihak lain. Jadi, jangan sampai kunci privat tersebut tersebar atau dibagikan ke orang lain.
3. Gunakan Fitur Verifikasi Identitas
Pada sistem TTE tersertifikasi, biasanya sudah dilengkapi dengan verifikasi identitas yang terintegrasi dengan data kependudukan. Gunakan fitur ini secara maksimal agar bisa dipastikan siapa yang menandatangani dokumen.
4. Hindari Potensi Phishing
Saat Anda mengakses data sensitif termasuk TTE, harus dipastikan koneksi Anda aman. Phishing bisa terjadi kapan saja dan saat Anda lengah, data penting Anda bisa saja diakses oleh orang lain. Jadi, hindari membuka link yang tidak jelas atau file lampiran mencurigakan.
5. Gunakan Fitur Pelacakan
Dalam sistem TTE biasanya dilengkapi fitur pelacakan atau audit. Tanda tangan elektronik termasuk data digital footprint yang sensitif sehingga harus dijaga dengan baik seperti transaksi digital.
Data dalam TTE tersebut harus tersimpan di log data sehingga bisa mudah diaudit atau dilacak. Jika ada kasus tertentu atau ingin menganalisis dugaan manipulasi, maka audit trail tersebut bisa diandalkan.
6. Simpan Data-Data Penting
Jika ada data penting terkait aktivitas TTE, lebih baik backup data tersebut. Anda memang bisa menggunakan fitur pelacakan, tapi lebih baik simpan juga secara manual data-data esensial terkait TTE. Jika dibutuhkan validasi atau ada perselisihan, data tersebut bisa cepat disampaikan ke pihak terkait.
7. Hormati Regulasi
Pelajari aturan terkait penggunaan TTE dan sertifikat elektronik lainnya. Tiap negara bisa punya ketentuan dan regulasi berbeda terkait tanda tangan digital. Patuhi setiap syarat penggunaan TTE untuk menghindari masalah hukum nantinya.
Di Indonesia, penggunaan tanda tangan elektronik dijelaskan pada pasal 11 dan 13 dalam UU Nomor 1 Tahun 2024.
8. Update Software/Aplikasi Berkala
Perbarui software atau aplikasi yang berhubungan dengan pengelolaan TTE secara berkala. Update software mampu memperkuat lapisan keamanan sistem. Jika terdapat potensi pencurian data atau paparan malware, maka bisa dicegah secara lebih optimal.
9. Andalkan PSrE Profesional
PSrE seperti Privy, memiliki peran penting dalam menghadirkan TTE yang tersertifikasi. Beda dengan TTE biasa, TTE tersertifikasi berarti punya landasan hukum lebih kuat. PSrE itu sendiri adalah penyelenggara sertifikasi elektronik yang dipilih resmi berdasarkan Komdigi.
Pilihlah PSrE yang memiliki reputasi baik, menyediakan platform fungsional, dan menawarkan bantuan profesional. Bacalah testimoni atau ulasan terbaru terkait layanan dari PSrE tersebut.
Itulah beberapa praktik terbaik dalam penggunaan TTE agar tetap aman termasuk dari risiko penyalahgunaan digital footprint. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda bisa menghindari pemalsuan dokumen, dan hal buruk sejenisnya.
Gunakan TTE Tersertifikasi yang Aman Bersama Privy
Solusi untuk mengelola tanda tangan elektronik yang aman adalah dengan menggunakan TTE yang tersertifikasi. Anda harus mencari terlebih dahulu penyelenggara atau pengelola TTE tersertifikasi ini yang resmi dan profesional, seperti Privy.
Privy menjadi penyelenggara TTE tersertifikasi yang sudah diakui dan resmi diawasi oleh Komdigi. Melalui Privy, Anda bisa membubuhkan TTE yang bisa jelas diketahui siapa pihak penandatangan melalui sistem verifikasi yang ketat. Dengan TTE tersertifikasi dari Privy, Anda bisa mencegah tindakan pemalsuan dokumen atau penyalahgunaan data sensitif.
Menggunakan TTE yang tersertifikasi lebih mendukung pencegahan manipulasi, penyalahgunaan digital footprint, atau pemalsuan dokumen. Saat ada data yang diubah-ubah, bisa terdeteksi dan setiap riwayat aktivitas terekam sehingga bisa dilacak dengan mudah.
Privy telah dipercaya oleh lebih dari 65 juta pengguna terverifikasi dan 155.000+ perusahaan yang menjadi pelanggan. Hanya butuh 1 menit saja, Anda sudah bisa menandatangani dokumen elektronik. Privy memastikan dokumen Anda aman, sah, dan mudah dikelola.
Ingin mengetahui lebih lanjut? Hubungi Privy sekarang dan rasakan kemudahan digitalisasi administrasi yang terpercaya!
Frequently Asked Questions
- Apa yang dimaksud dengan tanda tangan elektronik (TTE)?
Tanda tangan elektronik atau TTE adalah tanda tangan dalam bentuk digital yang digunakan untuk menandatangani dokumen elektronik secara sah dan aman. TTE biasanya dilengkapi dengan verifikasi identitas, waktu penandatanganan, dan catatan aktivitas agar tidak bisa dipalsukan.
- Mengapa tanda tangan elektronik termasuk dalam digital footprint?
TTE termasuk dalam digital footprint karena setiap aktivitas penandatanganan digital meninggalkan jejak data seperti identitas pengguna, perangkat yang digunakan, dan waktu penandatanganan. Semua data ini tersimpan dalam sistem dan dapat dilacak bila diperlukan.
- Apa saja risiko keamanan dari tanda tangan elektronik?
Risikonya antara lain pencurian tanda tangan digital, penyalahgunaan data pribadi, serta potensi pemalsuan dokumen jika tidak menggunakan sistem yang tersertifikasi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan layanan TTE resmi seperti yang disediakan oleh Privy.
- Bagaimana cara mengelola tanda tangan elektronik agar aman?
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Gunakan password kuat dan unik.
- Jaga erahasiaan kunci privat (private key).
- Gunakan fitur verifikasi identitas.
- Hindari tautan mencurigakan (phishing).
- Update perangkat dan aplikasi secara rutin.
- Apa keunggulan menggunakan TTE tersertifikasi dari Privy?
TTE tersertifikasi dari Privy memiliki lapisan keamanan lebih tinggi karena disertai autentikasi, enkripsi data, dan audit trail. Privy juga merupakan PSrE resmi yang diawasi Komdigi, sehingga legalitas dan keamanan data pengguna lebih terjamin.
